Cooling System
Atau sistem pendinginan adalah salah satu system yang sangat penting dalam menjaga performa engine selama beroperasi, Cooling System berfungsi sebagai penyerap dan pembuang panas berlebihan yang dihasilkan oleh pembakaran dan komponen- komponen engine. Apabila engine beroperasi tanpa cooling system atau aliran cairan pendingin (coolant) pada engine terhenti, walaupun hanya dalam waktu yang singkat akan beresiko terhadap kerusakan engine yang signifikan.
Tidak berfungsinya sistem pendinginan secara maksimal juga dapat mengganggu ke sistem yang lainnya seperti contoh, jika engine yang beroperasi terlalu panas juga menyebabkan pelumasan menjadi tidak berfungsi maksimal. Oli pelumas di dinginkan oleh air pendingin, Jika temperatur air naik maka temperatur oli juga akan naik. Suhu oli yang tinggi dapat merusak sifat dasar oli, oli akan turun viscositasnya ( kekentalan )
Pembakaran yang terjadi di dalam silinder diesel engine dapat menghasilkan panas hingga mencapai suhu 3000o F. apabila engine beroperasi tanpa cooling system maka dalam waktu sekejap akan terjadi kerusakan. Secara umum engine beroperasi pada suhu antara 88 - 98o C, jika beroperasi terlalu dingin ataupun terlalu panas maka akan menyebabkan kerusakan pada engine atau usia pakainya menjadi pendek.
Perpindahan Panas Pada Engine
Pendinginan engine tergantung kepada prinsip Konduksi, Konveksi dan Radiasi panas untuk menjaga engine tetap beroperasi pada suhu operasi. Cairan pendingin (coolant) menerima panas konduksi dari komponen logam engine seperti Cylinder Block, cylinder Head, dan lainnya. Cairan pendingin kemudian dipompakan water pump dari engine ke radiator. Pada radiator energi panas dipindahkan secara konveksi ke udara yang ditiupkan oleh kipas melewati sirip (fin) radiator. Panas yang timbul pada komponen – komponen engine juga diradiasikan ke udara sekeliling.
Gambar aliran cooling system
0 Comments