Temperature dan Tekanan Cooling sytem

    Perawatan cooling system merupakan hal yang sangat penting dilakukan, karena berdampak secara langsung kepada umur engine dan biaya operasi. Konsekwensi dari pemilihan cairan pendingin yang tidak tepat dan perawatan yang tidak baik, akan menimbulkan kerusakan serius dan besarnya biaya rekondisi engine.

    Aspek-aspek yang mempengaruhi kondisi cooling system dan prosedur perawatan cooling system :

Gambar Temperature Vs Presure Grafic of Cooling System

    Jika cairan pendingin mulai mendidih maka air akan keluar melalui pressure relief valve pada cap. Hal ini akan mengurangi jumlah air di dalam cooling system. Suhu mendidihnya air pendingin tergantung dari beberapa factor yaitu :

  • Tekanan operasi cooling system
  • Ketinggian operasi cooling system
  • Jumlah dan type anti freeze yang dipergunakan.

    Titik didih air akan naik jika tekanan di dalam cooling system naik dan titik didih air akan turun dengan semakin tingginya daerah operasi dari permukaan laut. Oleh karena itu kenapa suhu dan tekanan harus diperhatikan.

    Sebagai contoh dari grafik di atas bila suatu engine beroperasi pada ketinggian 1200ft dengan tekanan cooling system 0 Psi (radiator cap dilepas) maka coolant akan mendidih pada suhu 188oF (87 oC). Tentunya kondisi ini dapat menimbulkan masalah pada cooling system. Jika dipasang radiator cap dengan tekanan 6 Psi maka titik didih air akan menjadi 210oF (98oC). Kondisi ini aman untuk engine karena suhu operasi engine sampai 205oF (205oC).


Konsentrasi Antifreeze Terhadap Titik Didih

    Selain ketinggian dan tekanan, hal yang dapat mempengaruhi titk didih air adalah jumlah dan jenis anti freeze. Anti freeze juga menurunkan titik beku air. Titik didih coolant akan naik jika konsentrasi ethylene glycol semakin banyak tetapi ethylene glycol yang berlebihan akan menghambat perpindahan panas pada cooling system. Untuk itu konsentrasi dari ethylenen glycol perlu diperhatikan tidak melebihi dari 60%


Tabel antifreeze terhadap titik didih

Karakteristik Air Cooling System
    
    Air dipergunakan sebagai media cooling system karena mudah didapat dan merupakan pemindah panas yang baik.Setiap sumber air mengandung endapan kotoran yang tidak dibutuhkan , kotoran dapat menimbulkan asam dan tumpukan deposit yang dapat mengurangi umur cooling system. Air yang dapat dipergunakan sebagai cairan pendingin adalah yang tidak mengandung kotoran yang berlebihan dan berada pada batas tertentu seperti pada tabel berikut ini.

Tabel karakteristik nilai air

    Pengetesan kadar air dapat dilakukan pada laboratorium. Untuk daerah – daerah yang tidak terdapat air destilasi (disuling) lakukan petunjuk di bawah ini :
  • Pilihlah air yang berkualitas baik atau test air untuk menetukan kandungannya
  • Gunakan supplement coolant additive untuk mencegah korosi
  • Isi cooling system dengan ELC dimana campurannya sudah terdiri dari air, coolant conditioner dan anti freeze.


Suplement Coolant Additive (SCA)

    Air yang sesuai dengan standar harus dicampur dengan suplement coolant additive atau disebut dengan coolant conditioner sebanyak 6 – 8% dari volume cooling system apabila menggunakan anti freeze. Umur pemakaian SCA adalah 3000 jam dan setiap 250 jam perlu diperiksa konsentrasinya.
Fungsi dari SCA adalah :
    • Menghindari korosi
    • Menghambat terbentuknya mineral deposit
    • Menghindari kavitasi
    • Mencegah timbulnya busa (foam)

Gambar Suplement Coolant Additive

    Untuk menentukan jumlah SCA yang akan dipakai pada coolimg system gunakan formula sebagai berikut :
  • Rumus penggunaan SCA pada saat pertama kali melakukan pengisian jika cooling system hanya tediri dari air dan SCA = V x 0.07 = X, Dimana ........
  • V = Volume dari cooling system
  • X = Jumlah SCA yang ditambahkan

  • Contoh jika volume cooling system sebanyak 100 liter maka jumlah SCA yang ditambahkan adalah :100 x 0.07 = 7 liter.
Setelah masa pakai 3000 jam cooling system perlu dibersihkan/dikuras, sebelum melakukan pengisian kembali harus dilakukan flushing agar kotoran yang berada di dalam saluran cooling sistem menjadi bersih.



Diesel Engine Antifreeze Coolant (DEAC)

    Diesel Engine Antifreeze Coolant adalah campuran antara SCA dan Antifreeze dengan kadar yang sesuai. Ketika melakukan DEAC pada engine harus ditambah dengan air destilasi. Konsentrasi DEAC pada cooling sistem adalah 30 – 60 % untuk memperoleh kemampuan yang maksimal dalam menurunkan titik beku dan menaikkan titik didih air. Sewaktu melakukan pengisian DEAC pertama kali tidak dibutuhkan penambahan SCA, namun penambahan SCA dilakukan pada saat maintenance rutin untuk menjaga agar kandungan SCA tetap terjaga sebesar 3 – 6%.

Gambar DEAC



Extended Life Coolant (ELC)
    Extended Life Coolant (ELC) adalah merupakan campuran antara air destilasi, coolant conditioner dan Anti freeze. Pemakaian ELC pada engine tidak memerlukan penambahan air dan tidak boleh ditambah dengan DEAC maupun SCA.

    Usia pakai ELC adalah 6000 jam dan setiap 3000 jam ditambah dengan cairan extended. Perhitungan untuk menentukan ELC adalah :
  • V x 0.02 = X
           Dimana :
  • V = Volume cooling system
  • X = Jumlah penambahan Extended

Gambar ELC